asupan gizi paling besar yang diperlukan seorang pelajar adalah

Beberapagizi yang dibutuhkan untuk memperkuat daya tahan tubuh yaitu protein, zink, juga vitamin A, C, dan E. Tentu Anda tidak ingin hal-hal di atas terjadi pada diri Anda. Jadi upayakanlah gizi seimbang dengan secara teratur mengonsumsi beraneka ragam makanan bergizi. MengenalZat Gizi Makro yang Diperlukan Tubuh dalam Jumlah Besar, Simak Penjelasan Ahli Gizi Berikut - Tribunjatim.com. Gizi Seimbang. Asupan Gizi yang Diperlukan Tubuh - Tiga Serangkai. Setiap Makanan Mengandung Nutrien Yang Berbeda - Dinas Kesehatan Kota Surabaya. 7 Nutrisi Penting Yang Diperlukan Tubuh Setiap Hari | NP GambarTentang Gizi - 18 images - 5 manfaat daun ketela rambat yang baik untuk kesehatan mfs, standar profesi ahli teknologi laboratorium kesehatan pedia ilmu, sejarah ilmu gizi dunia persagi bandung, gaya hidup sehat itu mudah sahabat 1 lakukan aktifitas fisik 30 menit, WilayahJudul Visit; Timor Tengah Selatan: Statistik Pertanian Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2019: Timor Tengah Selatan: Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data Kabupaten Timo Gizikerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh pekerja untuk memenuhi from ACCOUNTING AUDITING at Universitas Gadjah Mada Sites De Rencontre Pour Jeunes Ado. Latar Belakang.Status gizi merupakan keadaan seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis dalam diri seseorang. Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak meningkat saat memasuki usia remaja. Peningkatan pertumbuhan mendadak ini disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif dan emosional. Semua perubahan ini membutuhkan zat gizi secara khusus. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi dengan status gizi mahasiswa Program Studi Gizi semester 3 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah responden penelitian ini adalah 40 orang. Pengambilan data asupan makan menggunakan metode recall 24 jam selama 3 hari berturut-turut. Penentuan status gizi diperoleh dari parameter IMT Indeks Massa Tubuh dari pengukuran berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Product Moment. Hasil Hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan asupan energi dengan status gizi P = 0,227, tidak ada hubungan asupan protein dengan status gizi P = 0,162, tidak ada hubungan asupan lemak dengan status gizi P = dan tidak ada hubungan asupan karbohidrat dengan status gizi P = Kesimpulan Tidak ada hubungan asupan zat gizi energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan status gizi mahasiswa gizi semester 3 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Kata Kunci Asupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Status Gizi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 49 HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA GIZI SEMESTER 3 STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA THE CORRELATION OF NUTRIENT INTAKE WITH NUTRITIONAL STATUS OF STUDENTS IN NUTRITIONAL PROGRAM 3RD SEMESTER OF STIKES PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Tuti Rahmawati Prodi S1 Gizi, STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta email tutirahmawati97 Abstrak Status gizi merupakan keadaan seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis dalam diri seseorang. Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak meningkat saat memasuki usia remaja. Peningkatan pertumbuhan mendadak ini disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif dan emosional. Semua perubahan ini membutuh-kan zat gizi secara ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi dengan status gizi mahasiswa Program Studi Gizi semester 3 STIKES PKU Muhammadiyah penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Jumlah responden penelitian ini adalah 40 orang. Pengambilan data asupan makan menggunakan metode recall 24 jam selama 3 hari berturut-turut. Penentuan status gizi diperoleh dari parameter IMT Indeks Massa Tubuh dari pengukuran berat badan dalam kg dibagi dengan tinggi badan kuadrat dalam meter. Uji statistik yang digunakan adalah Pearson Product Moment. Hasil uji statistik menunjukan tidak ada hubungan asupan energi dengan status gizi P = 0,227, tidak ada hubungan asupan protein dengan status gizi P = 0,162, tidak ada hubungan asupan lemak dengan status gizi P = dan tidak ada hubungan asupan karbo-hidrat dengan status gizi P = Tidak ada hubungan asupan zat gizi energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan status gizi mahasiswa gizi semester 3 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Kata Kunci Asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, status gizi. Abstract Nutritional status is a condition of a person caused by consumption, absorption and use of food nutrients. Adolescence is a time of drastic changes in a person. Growth at a relatively young age accurs at the same speed, a sudden increase when entering adolescence. All of these changes require special nutrients. This study aims to know the correlation of nutrient intake with nutritional status of students in nutritional program 3rd semester of STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. This research used observational research design with cross sectional research design. The number of research sample was 40 samples. The data of food intake used a 24-hour recall method for 3 consecutive days. The determination of nutrition status used BMI Body Mass Index of measure-ments of body weight in kilograms divided by height in meters squared. The statistical test used Pearson Product Moments. The result of statistical test shows that there is no correlation of energy intake with nutritional status P = , no correlation of protein intake with nutritional status P = , no correlation of fat intake with nutritional status P = , no correlation of carbohydrat intake with nutritional status P = There is no no correlation of nutrient intake with nutritional status of students in nutritional program 3rd semester of STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta. Keywords Energy intake, protein, fat, carbohydrate, nutritional status. PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 50 PENDAHULUAN Gizi merupakan salah satu faktor utama penentu kualitas hidup dan sumber daya manusia. Penentu zat gizi yang baik terdapat pada jenis pangan yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Baliwati dkk, 2010. Zat gizi adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan pangan yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh Almatsier dkk, 2010. Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan, dan penggunaan zat gizi makanan. Status gizi seseorang tersebut dapat diukur dan dinilai untuk mengetahui apakah status gizinya tergolong normal atau tidak normal Almatsier dkk, 2011. Status gizi baik apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi yang seimbang dalam jumlah yang cukup. Status gizi kurang apabila terjadi kekurangan karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Status gizi lebih jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang ber-lebihan dapat menimbulkan overweigth dan obesitas Nilsapril, 2008. Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada remaja merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan oleh setiap orang secara ber-kesinambungan Astarwan, 2008. Remaja merupakan salah satu periode dalam kehidupan antara pubertas dan maturitas penuh 10-21 tahun, juga suatu proses pematangan fisik dan perkembangan dari anak-anak sampai dewasa. Perkembangan remaja dibagi menjadi tiga periode, yaitu periode remaja awal 10-14 tahun, renaja pertengahan 15-17 tahun, dan remaja akhir 18-21 tahun. Mahasiswa dapat dikatakan sebagai remaja dengan kisaran usia antara 17-22 tahun Indrawigata, 2009. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis dalam diri seseorang. Pertum-buhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak mening-kat saat memasuki usia remaja. Peningkatan pertumbuhan mendadak ini disertai dengan perubahan-perubahan hormonal, kognitif dan emosional. Semua perubahan ini membutuhkan zat gizi secara khusus. Usia remaja merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab. Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan remaja mempengaruhi baik asupan maupun kebutuhan gizinya. Ketiga, remaja mempunyai kebutuhan gizi yang khusus, yaitu remaja yang aktif dalam kegiatan olahraga, menderita penyakit kronis, sedang hamil, melakukan diet secara berlebihan, pecandu alcohol atau obat terlarang Almatsier dkk, 2011. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 tentang status gizi penduduk usia remaja oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 8,9 % penduduk Indonesia usia 16-18 tahun mengalami gizi akut kurus, 31,2 % mengalami gizi kronis pendek, dan 1,4% mengalami gizi lebih kegemukan. Sedangkan Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi remaja 16-18 tahun remaja kurus relatif sama tahun 2007 dan 2013, dan prevalensi sangat kurus naik 0,4%. Sebaliknya prevalensi gemuk naik dari 1,4% 2007 menjadi 7,3 persen2013. Prevalensi penduduk umur > 18 tahun kurus 8,7%, berat badan lebih 13,5% dan obesitas 15,4%. Asupan zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ketidakseimbangan antara kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi baik dan gizi lebih maupun gizi kurang Soetjiningsih, 2007. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan asupan zat gizi dengan status gizi pada mahasiswa Program Studi Gizi angkatan 2015 STIKES PKU Muham-madiyah Surakarta. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian des-kriftif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1 Gizi tingkat 2 angkatan 2015 dan sampel ditentukan secara total sampling responden sejumlah 40 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa S1 Gizi tingkat 2 angka-tan 2016, bersedia diwawancara dan bersedia diukur berat badan dan tinggi badan. Jenis data adalah data primer, cara pengumpulan data dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner untuk data identitas dan form food recall untuk data asupan zat gizi. Untuk data status gizi diukur dengan menimbang berat badan menggunakan timbangan digital dengan kete- PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 51 litian kg dan mengukur tinggi badan meng-gunakan microtoa dengan ketelitian cm. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat mengunakan uji Pearson Product moment untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi dengan status gizi. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Responden penelitian ini adalah mahasiswa Prodi S1 Gizi semester 3 sebanyak 40 orang dan rata-rata umur responden 19 tahun dengan umur minimal 18 tahun dan umur maksimal 22 tahun. Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sampel terbanyak adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 37 orang sedang-kan yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 3 orang Prodi S1 Gizi rata-rata didominasi oleh mahasiswa berjenis kelamin perempuan. Analisis Univariat a. Asupan Zat Gizi Asupan zat gizi diperoleh dari hasil wawancara asupan makan menggunakan Food Recall. Yang selanjutnya data tersebut diolah menggunakan Nutrisurvey untuk menganalisa jumlah asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Distribusi asupan zat gizi responden dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 2. Distribusi Asupan Energi, Protein, Lemak dan Karbohidrat Responden Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat 32 responden 80% memiliki asupan energi kurang, 8 responden 20% memiliki asupan energi baik dan tidak ada responden yang memiliki asupan energi lebih. Asupan energi responden dikategori-kan baik jika asupan energi sebesar 90-110% dari total kebutuhan berdasarkan AKG untuk remaja usia 19-29 tahun pada laki-laki dan perempuan. Ditemukan rata-rata asupan energi responden sebanyak 1447,92 kkal. Angka ini tergolong kurang bila dibandingkan dengan angka kecu-kupan energi menurut Departemen Kesehatan Tahun 2013 untuk kelompok umur 19-29 tahun yaitu 2250 kkal untuk perempuan dan 2725 kkal untuk laki-laki. Sejalan dengan penelitian Amelia 2013 yang meneliti asupan energi pada remaja putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makasar menunjukkan tingkat kecukupan energi pada remaja putri sebagian besar 87% memiliki asupan energi kurang dan hanya 13% saja yang memiliki asupan energi cukup. Penelitian Sopacoly 2012 ditemukan hasil penelitian terhadap 62 responden diperoleh rata-rata asupan energi mahasiswa laki-laki angkatan 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado sebesar 1690 kkal. Paling banyak responden memiliki asupan energi kurang yaitu 54 orang sedangkan asupan energi cukup sebanyak 6 orang Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa responden dengan asupan protein kurang sebanyak 19 responden yang memiliki asupan protein lebih sebanyak 13 responden dan yang memiliki asupan protein baik sebanyak 8 responden 20%. Asupan protein responden dikategorikan baik jika asupan protein sebesar 90-110% dari total kebutuhan ber-dasarkan AKG untuk remaja usia 19-29 tahun pada laki-laki dan perempuan. Berdasarkan hasil recall 24 jam ditemukan rata-rata asupan protein responden sebanyak g. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan protein menurut Departemen Kesehatan Tahun 2015 untuk kelompok umur 19-29 tahun yaitu 56 g untuk perempuan dan 62 g untuk laki-laki, rata-rata asupan protein responden termasuk kurang. Berdasarkan hasil recall menunjukkan responden dengan asupan lemak kurang sebanyak 22 responden 55%, yang memiliki asupan lemak baik sebanyak 10 responden 25% dan asupan lemak lebih sebanyak 8 responden 20%. Asupan lemak responden dikategorikan baik jika asupan protein sebesar 90-110% dari total kebutuhan berdasarkan AKG untuk remaja usia PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 52 19-29 tahun pada laki-laki dan perempuan. Ditemukan rata-rata asupan lemak responden sebesar g. Angka ini termasuk kurang bila dibandingkan dengan angka kecukupan lemak menurut Departemen Kesehatan Tahun 2013 untuk kelompok umur 19-29 tahun yaitu 55 g untuk perempuan dan laki-laki. Asupan karbo-hidrat responden berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki asupan karbohidrat kurang sebanyak 25 respon-den yang memiliki asupan karbohidrat baik sebanyak 14 responden 35% dan yang memiliki asupan karbohidrat kurang sebanyak 1 responden Asupan karbohirat responden dikategorikan baik jika asupan protein sebesar 90-110% dari total kebutuhan berdasarkan AKG untuk remaja usia 19-29 tahun pada laki-laki dan perempuan Berdasarkan hasil recall 24 jam ditemukan rata-rata asupan karbohidrat responden sebanyak g. Bila dibandingkan dengan angka kecukupan karbohidrat menurut Departemen Kesehatan Tahun 2013 untuk kelompok umur 19-29 tahun yaitu 309 g untuk perempuan dan 375 g untuk laki-laki, rata-rata asupan karbohidrat responden termasuk kurang. Asupan zat gizi merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan yang dapat memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas sehingga mampu berperan secara optimal dalam pembangunan Riyadi, 2001. Asupan energi pada remaja perempuan usia 19-29 tahun pada tahap perkembangan pasca pubertas berhubungan dengan tingkat perkembangan fisiologis, bukan dengan usia. Kebutuhan lemak pada remaja dihitung sekitar 37% dari asupan total energi, baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Remaja sering mengkonsumsi lemak yang berlebih sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah gizi. Cara yang dipergunakan untuk mengurangi diet berlemak adalah memanfaatkan aneka buah dan sayur serta produk padi-padian dan sereal, juga dengan memilih produk makanan rendah lemak Cakrawati, dkk, 2011. b. Status Gizi Hasil pengukuran IMT yang diperoleh dari hasil pengukuran tinggi badan TB dan penimbangan berat badan BB. Rata-rata tinggi badan responden adalah cm dengan tinggi badan minimal 144 cm dan tinggi badan maksimal 178 cm. Rata-rata berat badan responden adalah kg dengan berat badan minimal 39 kg dan berat badan maksimal 90 kg. Data status gizi responden pada tabel berikut Tabel 3. Distribusi Status Gizi Responden Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi normal sebanyak 21 responden yang memiliki status gizi underweight sebanyak 7 responden sebanyak 9 responden memiliki status overweight dan yang memiliki status gizi obesitas sebanyak 3 responden Status gizi baik atau normal pada usia remaja sangat diperlukan terutama remaja putri agar di masa kehamilannya nanti sehat dan pertambahan berat badannya adekuat Fanny dkk, 2010. Indeks Massa Tubuh merupakan metode yang digunakan dalam penentuan status gizi seseorang. Pada remaja, penentuan ini berdasarkan penghitungan Indeks Massa Tubuh atau Body Mass Indeks BMI yang kemudian di cocokkan dengan grafik pertum-buhan sesuai dengan usia dan jenis kelamin Sumardillah dkk, 2010. Faktor yang mem-pengaruhi secara langsung adalah asupan makanan dan infeksi. Pengaruh tidak langsung dari status gizi ada tiga factor yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan dan lingkungan kesehatan yang tepat, termasuk akses terhadap pelayanan kesehatan Supariasa, dkk, 2002. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fanny dkk 2010 di SMU PGRI Maros yang menunjukkan bahwa dari 113 responden, terdapat yang status gizinya tergolong normal. Pada dasarnya status gizi seseorang ditentukan berdasarkan konsumsi gizi dan kemampuan tubuh dalam menggunakan zat-zat gizi tersebut. Status gizi normal menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas makanan yang telah memenuhi kebutuhan tubuh. Seseorang yang memiliki status gizi kurang atau berada dibawah ukuran berat badan normal memiliki resiko terhadap penyakit ianfeksi, sedangkan seseorang PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 53 yang berada di atas ukuran berat badan normal memiliki resiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu diharapkan lebih memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Sebaiknya memilih jenis makanan yang sehat dan bergizi sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Analisis Bivariat a. Asupan Energi danStatus Gizi Hasil penelitian menunjukkan, responden yang memiliki status gizi normal tetapi asupan energinya kurang sebanyak 17 orang lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan yang status gizinya normal tetapi asupan energinya baik sebanyak 4 orang 10%. Demi-kian juga pada responden yang memiliki status gizi underweight tetapi asupan energinya kurang 10% jumlahnya lebih banyak daripada yang memiliki status gizi underweight tetapi asupan energinya baik Responden dengan asupan makan kurang tetapi memiliki status gizi overweight sebanyak 9 orang sedangkan responden yang memiliki status gizi obesitas tetapi asupan energinya kurang 5% jumlahnya lebih lebih banyak daripada yang memiliki status gizi obesitas tetapi asupan energinya baik Distribusi responden menurut asupan energi dan status gizi dan analisa uji statistik dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Asupan Energi dan Status Gizi Ditemukannya responden dengan status gizi underweight tetapi asupan energinya baik disebabkan karena asupan energi yang tidak seimbang dengan olahraga atau aktifitas yang baik. Sedangkan ditemukannya responden dengan status gizi normal tetapi asupannya kurang disebabkan karena keadaan status gizi saat ini merupakan refleksi asupan energi secara keseluruhan yang berasal dari pangan sumber karbohidrat, lemak dan protein. Berdasarkan hasil uji statistik mengguna-kan Pearson Product Moment diperoleh nilai p = dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi. Tidak terdapatnya hubungan antara asupan energi dan status gizi disebabkan karena saat recall, responden lupa apa saja yang sudah dikonsumsi. Sehingga jumlah asupan hasil peritungan tidak menunjukkan kesesuaian dengan status gizi responden. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berada pada keadaan gizi baik saat ini mempunyai resiko untuk mengalami penurunan status gizi menuju gizi kurang bila tidak diperhatikan konsumsi makanan mereka. Menurut Almatsier 2001, kekurangan energi akan menyebabkan tubuh mengalami keseim-bangan negatif. Akibatnya berat badan kurang dari berat seharusnya dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yuliansyah 2007, yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara kecukupan asupan energi dengan status gizi remaja putri SMU Negeri Toho Pontianak. Sejalan juga dengan hasil penelitian Sopacoly 2012 yang menyatakan tidak ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi IMT pada mahasiswa pria angkatan 2011 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Berdasarkan hasil penelitian dari data food recall 24 jam, sebagian besar responden memiliki asupan energi yang kurang namun bila dibandingkan dengan status gizi, lebih banyak responden yang memiliki status gizi normal. Hal ini dapat menunjukkan bahwa seseorang dengan PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 54 status gizi normal belum tentu mengkonsumsi energi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya per hari. Sedangkan pada responden yang mempunyai asupan energi tinggi dapat meningkatkan resiko mengalami gizi lebih. Hal ini disebabkan sisa energi yang tidak dikeluarkan tubuh akan disimpan dalam bentuk lemak Almatsier, 2001. b. Asupan Protein dan Status Gizi Distribusi responden menurut asupan protein dan status gizi dan analisa uji statistik dapat dilihat pada tabel 5 berikut Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Asupan Protein dan Status Gizi Hasil penelitian menunjukkan responden dengan status gizi normal persentase terbesar terdapat pada responden yang asupan protein lebih yaitu 8 orang 20%, responden dengan status gizi underweight tetapi asupan protein lebih memiliki persentase lebih besar dibandingkan dengan yang asupan proteinnya baik dan kurang. Persentase terbesar adalah responden yang memiliki status gizi overweigth tetapi asupan protein kurang yaitu 9 orang Dilihat dari karakteristik tinggi badan, rata-rata tinggi badan responden termasuk dalam kategori pendek jika dibandingkan dengan dengan rata-rata tinggi badan anak Indonesia yang terdapat dalam tabel AKG. Hal ini menunjukkan keadaan gizi masa lalu yang tidak baik, karena menurut Waryana 2010, seseorang yang tergolong pendek tidak sesuai umur kemungkinan keadaan gizi masa lalu tidak baik. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Pearson Product Moment diperoleh nilai p = dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan protein dengan status gizi. Belum diketahui secara pasti factor yang menyebabkan tidak terdapat hubungan asupan protein dengan status gizi, tetapi menurut Soekirman 2000 menyebutkan status gizi adalah keadaan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Sedangkan menurut Almatsier 2001, bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Yuliansyah 2007 yang menyatakan tidak ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi remaja putri SMU Negeri Toho Pontianak P = dengan nilai odds ratio OR = yang artinya bahwa pada asupan protein yang kurang mempunyai resiko terjadinya gizi kurus kali lebih besar dibandingkan dengan asupan proteinnya baik. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Klau, dkk 2013 yang menyatakan tidak ada hubungan asupan protein dengan status gizi pelajar di SMPN 1 KOKAP Kulon Progo Yogyakarta. c. Asupan Lemak dan Status Gizi Distribusi responden menurut asupan lemak dan status gizi dan analisa uji statistik dapat dilihat pada tabel 6 berikut PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 55 Tabel 6. Distribusi Responden Menurut Asupan Lemak dan Status Gizi Berdasarkan tabel 6 diperoleh hasil pene-litian yang menunjukkan bahwa responden yang memiliki status gizi normal tetapi memiliki asupan lemak baik 20% jumlahnya sama dengan responden yang memiliki asupan protein kurang 20%. Sedangkan responden yang memiliki status gizi underweight tetapi asupan protein kurang 10% jumlahnya lebih banyak daripada yang asupan proteinnya baik Persentase terbesar juga ditunjukkan pada responden yang memiliki status gizi overweigth tetapi asupan protein kurang 20%. Sedangkan responden yang memiliki status gizi normal tetapi asupan lemak cenderung lebih sebanyak 5 orang Pada responden yang memiliki status gizi obesitas tetapi asupan lemaknya cenderung kurang sebesar 5% 2 orang. Hal ini disebabkan seperti halnya pada asupan energi, status gizi merupakan refleksi asupan secara keseluruhan yang berasal dari pangan sumber energi, protein dan karbohidrat. Hal ini juga disebabkan karena responden hanya mengonsumsi bahan makanan yang mengandung sedikit lemak, seperti sayuran yang ditumis, tahu goreng, ikan goreng dan telur goreng. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Pearson Product Moment diperoleh nilai p = dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yuliansyah 2007 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara proporsi energi yang berasal dari lemak dengan status gizi. Obesitas bukan hanya disebabkan oleh kontribusi lemak terhadap total energi saja tetapi dari supan lain seperti karbohidrat dan protein. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Klau, dkk 2013 yang menyatakan tidak ada hubungan antara asupan lemak dengan status gizi P = Penelitian berbeda dengan penelitian Muchlisa, dkk 2013 yang menyatakan ada hubungan antara asupan lemak dengan status gizi remaja putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makasar dengan nilai P = d. Asupan Karbohidrat dan Status Gizi Distribusi responden menurut asupan karbohidrat dan status gizi dan analisa uji statistik dapat dilihat pada tabel 7 berikut Tabel 7. Distribusi Responden Menurut Asupan Karbohidrat dan Status Gizi PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 56 Hasil penelitian menunjukkan bahwa res-ponden yang memiliki status gizi normal tetapi memiliki asupan karbohidrat kurang 30% jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan yang asupan karbohidratnya baik 20%. Sedangkan responden yang memiliki status gizi overweight tetapi asupan karbohidratnya kurang 20% lebih besar jumlahnya daripada yang asupan karbohidratnya baik Responden dengan status gizi obesitas tetapi asupan karbohidratnya cenderung baik 5%. Persentase terbesar juga terjadi pada responden yang memiliki status gizi overweigth tetapi asupan karbohidratnya kurang sebesar 20%. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan Pearson Product Moment diperoleh nilai p = dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi. Hal ini disebabkan seperti halnya pada asupan energi, status gizi merupakan refleksi asupan secara keseluruhan yang berasal dari pangan sumber energi, protein dan karbohidrat. Secara alami komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan. Beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral sehingga apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beraneka ragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup dan produktif. Dengan kata lain, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam makanan. Pemenuhan gizi seimbang bukanlah hal mudah bagi mahasiswa, karena kesibukan dengan berbagai tugas dan kegiatan. Padahal kebutuhan gizi yang terpenuhi dengan baik akan membuat orang lebih memiliki perhatian dan kemampuan untuk belajar lebih mudah. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa harus memperhatikan asupan makan dari aspek jenis makanan yang dikonsumsi Hardiansyah, dkk, 2005. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Klau dkk 2013 yang menyatakan tidak ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi pelajar di SMPN 1 KOKAP Kulon Progo Yogyakarta. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa semester 3 angkatan 2015 Program Studi S1 Gizi STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta sebagian besar 80% memiliki asupan energi kurang, asupan protein kurang asupan lemak kurang 55% dan sebagian besar memiliki asupan karbohidrat kurang. Sebagian besar mahasiswa memiliki status gizi normal. Tidak ada hubungan antara asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat dengan status gizi mahasiswa semester 3 angkatan 2015 Program Studi S1 Gizi. Disaran-kan perlu adanya penyuluhan tentang gizi seimbang pada remaja untuk meningkatkan asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat. Bagi responden diharapkan supaya memper-hatikan antropometri tubuhnya untuk mengetahui status gizi dan resiko kesehatannya. Perlu penelitian lebih lanjut tentang hubungan asupan zat gizi dengan status gizi dengan variable yang lebih lengkap. REFERENSI Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Almatsier S, Soetardjo S, Soekarti M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama. Amelia AR. 2013. Asupan Energi pada Remaja Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makasar Sulawesi Selatan. Skripsi. Makasar Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin. Astarwan. 2008. Lanjut Usia Yang Produktif. Jakarta Pustaka Ilmu. Baliwati, Yayuk F, dkk. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta Penebar Swadaya. Cakrawati, Dewi dkk. 2011. Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung Alfabeta. Fanny Tingkat Asupan Zat Gizi dan Status Gizi Siswa SMU PGRI Kabupaten Maros Propinsi Sulsel. Skripsi. PROFESI, Volume 14, Nomor 2 Maret 2017 57 Volume IX Edisi Januari-Juni. Hardiansyah, Briawan D. 2005. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi Pangan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Laporan Penelitian. Bogor Institut Pertanian Bogor. Indrawigata L. 2009. Hubungan Status Gizi, Aktifitas Fisik dan Asupan Gizi dengan Kebugaran Mahasiswi Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi. Jakarta Universitas Indonesia. Klau, Ciptorini, D., Styaningrum, 2013. Hubungan Asupan Energi Protein Lemak dan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pelajar di SMPN 1 KOKAP Kulon Progo Yogyakarta. Program Studi S1 Ilmu Gizi. Universitas Respati Yogyakarta. Muchlisa., Citrakesumasari., Indriasari, R. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Remaja Putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ha-sanuddin Makasar Tahun 2013. Jurnal MKMI. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Makasar. Nilsapril NR. 2008. Hubungan Konsumsi Energi, Protein, dan Serat Terhadap Status Gizi Usia Lanjut di Sasana Tresna Werdha Budi Mulia. Jakarta Selatan Universitas Indonusa Esa Unggul. Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar. 2013. Laporan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riyadi H. 2001. Metode Penilaian Status Gizi. Bogor Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya Untuk Keluarga dan Masyarakat. Jakarta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta CV Agung Seto Sopacoly MG. 2012. Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi Mahasiswa Pria Angkatan 2011. Skripsi. Manado Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeristas Sam Ratulangi. Sumardillah dkk. 2010. Hubungan Tingkat Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Siswa SMA di Bandar Lampung 2009. Jurnal Kesehatan Volume 1 No. 1 April 2010. Supariasa IDN, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta Buku Kedokteran EGC. Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta Pustaka Utama. Yuliansyah D. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Remaja Putri di Sekolah Menengah Umum Negeri Toho Kabupaten Pontianak. Skripsi. Yogyakarta Universitas Gadjah Mada. ... Persentase asupan lemak sebagai salah satu prediktor status gizi juga dilaporkan pada penelitian yang dilakukan di Makasar pada 89 siswa SMP dengan nilai p-value=Three burdens of malnutrition, namely undernutrition, overnutrition, and lack of macronutrients are problems faced by adolescents in Indonesia. Nutritional problems related to development and growth are often experienced by adolescents because the adolescent's body requires more energy and nutrients than children. Previous studies on nutritional intake and nutritional status in adolescents reported inconsistent results. This study aims to determine the relationship between nutritional intake and nutritional status in adolescent girls in Buleleng Bali. This study uses a cross-sectional analytic observational design conducted in two high schools in Buleleng Regency with 163 respondents. The instruments used in this study were a questionnaire, 2x24 hour food recall, weight measurement with a weight scale, height measurement with a mechanical meter, and the World Health Organization WHO AnthroPlus software to calculate the body mass index by age z-score. Spearman correlation test was performed for bivariate analysis and multiple linear regression for multivariate analysis. Bivariate analysis showed that the variables of fat intake p-value=Surakarta City is one of the cities in Central Java which is vulnerable to food insecurity events, especially transient food insecurity. This is because the city of Surakarta is a disaster-prone area from flooding, strong winds and landslides. This will have an impact on nutrition and food access for the people of Surakarta City when a disaster occurs. The role of the SKPG is very important in providing information for the Surakarta City government regarding the condition of food and nutrition, so that the response to food insecurity can be right on target. The SKPG is compiled by collecting data according to categories, which are then processed for policy making from the Surakarta City government. The quality of public food consumption in Surakarta City, Central Java is still far from ideal. This is indicated by the score of the Expected Food Pattern PPH which was still in the range of in 2016 which was even lower than 2014 which reached However, in 2019 PPH for Surakarta City was 94%, higher than the national target 92% based on SKPG annual report of Surakarta City 2019. Apart from the low level of public awareness, the economic condition of the residents can also be the cause of this low quality of food. The decreasing purchasing power of the people is directly proportional to their ability to meet the nutritional standards of the food they consume. The problem of low quality food consumption does not only occur in Central Java, but also nationally. The facts show that Indonesia is ranked the country with the worst food nutrition in the world. This is indicated by the still high number of children under five with weight and height not according to age, which is in the range of 37%, obesity is 12%, and thinness of 11%, this has the potential to lead to greater stunting cases. The occurrence of food and nutrition insecurity is generally caused by not meeting the amount of agricultural production to meet food needs in the region. SKPG is implemented as a measure to anticipate and overcome food insecurity in Surakarta. SKPG should be able to become a guideline so that even distribution and improvement of food security can be done. Based on the explanation of these problems, it is necessary to develop a Food and Nutrition Precautions System in Surakarta City. Key words Food, Nutrition, SKPG, Surakarta, Vigilance 0,05 chi square. Kesimpulan kesimpulan dari penelitian ini, terdapat adanya hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi makronutrien energi dan asupan zat gizi mikronutrien kalsium, mg dan fe dengan status gizi pada balita di TK Pelita Pertiwi.... Sehingga apabila konsumsi energi yang tidak cukup berlangsung terus menerus akan mempengaruhi status gizi responden dihari kemudian. 21 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Rahmawati 2017 mengungkapkan bahwa responden yang memiliki status gizi normal tetapi memiliki asupan karbohidrat kurang 30%. Sedangkan responden yang memiliki status gizi overweight tetapi asupan karbohidratnya kurang 20%. ...Ezha WidnatusifahSabaria Manti BattungBurhanuddin Bahar Marini Amalia MansurPendahuluan Kondisi bencana alam menyebabkan masyarakat yang tinggal di tempatpengungsian memiliki segala keterbatasan, baik dari segi sandang, pangan maupun papan. Ketersediaan pangan yang terbatas sangat berdampak kepada asupan zat gizi dan status giziremaja. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi dan statusgizi remaja di pengungsian Petobo, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Bahan dan Metode Jenispenelitian yang digunakan adalah observasional dengan desain penelitian deskriptif. Sampelpenelitian ini sebanyak 59 remaja dengan menggunakan tekhnik total sampling. Pengambilandata asupan makanan menggunakan metode recall 24 jam selama 2 hari pada hari sekolah danhari libur. Penentuan status gizi diperoleh dari parameter IMT/U. Pengolahan dan analisis datapada penelitian ini menggunakan SPSS. Hasil Hasil dari analisis diketahui bahwa asupan zatgizi makro responden masih kurang yaitu asupan energi kurang sebanyak 93,2%, karbohidratkurang sebanyak 78%, lemak kurang sebanyak 98,3% dan protein kurang sebanyak 89,8%.Asupan zat gizi mikro responden juga masih kurang yaitu asupan vitamin C dan folat kurangsebanyak 96,6%, kalsium kurang sebanyak 100%, zat besi kurang sebanyak 69,5% dan zinkkurang sebanyak 91,5%. Sedangkan status gizi responden tergolong baik yaitu sebanyak 84,7%dan status gizi kurang sebanyak 11,9%. Kesimpulan Asupan zat gizi makro dan mikroresponden masih kurang dari kebutuhan AKG yang telah dianjurkan dan status gizi respondentergolong status gizi SyarfainiUlfah HumaidahIrviani Anwar IbrahimAdolescence is a period of dramatic change in a person. This sudden increase in growth is accompanied by hormonal, cognitive and emotional changes. Teenagers really need more nutrients because of increased growth and physical development that is very drastic. This study aims to determine the relationship of food intake with the nutritional status of adolescent students of SMP Buq'atun Mubarakah Pondok Pesantren Darul Aman Makassar. This research method used quantitative analytic with cross sectional approach. Retrieval of food intake data used the food weighing method for 3 consecutive days. Determination of nutritional status was obtained from BMI/A parameters body mass index/age. Statistical test results showed no relationship between energy intake, protein intake, vitamin A intake, iron, zinc and fat intake with the nutritional status of students, but we obtained a significant relationship between carbohydrate intake and nutritional status. In addition, we found no relationship between diarrheal infections and typhoid infections with nutritional status. We recommend that the pesantren can design a varied list of food menus for students to fulfill a balanced nutritional statusS AlmatsierAlmatsier S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta PT Gramedia Pustaka Seimbang Dalam Daur KehidupanS AlmatsierS SoetardjoM SoekartiAlmatsier S, Soetardjo S, Soekarti M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta PT Gramedia Pustaka Energi pada Remaja Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makasar Sulawesi SelatanA R AmeliaAmelia AR. 2013. Asupan Energi pada Remaja Santri Putri Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Makasar Sulawesi Selatan. Skripsi. Makasar Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Usia Yang ProduktifAstarwanAstarwan. 2008. Lanjut Usia Yang Produktif. Jakarta Pustaka Pangan dan GiziBaliwatiF YayukBaliwati, Yayuk F, dkk. 2010. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta Penebar Pangan Gizi dan KesehatanDewi CakrawatiDkkCakrawati, Dewi dkk. 2011. Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Bandung IndrawigataIndrawigata L. 2009. Hubungan Status Gizi, Aktifitas Fisik dan Asupan Gizi dengan Kebugaran Mahasiswi Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Skripsi. Jakarta Universitas Asupan Energi Protein Lemak dan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pelajar di SMPN 1 KOKAP Kulon Progo YogyakartaY H KlauD CiptoriniS D StyaningrumKlau, Ciptorini, D., Styaningrum, 2013. Hubungan Asupan Energi Protein Lemak dan Karbohidrat Dengan Status Gizi Pelajar di SMPN 1 KOKAP Kulon Progo Yogyakarta. Program Studi S1 Ilmu Gizi. Universitas Respati Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Remaja Putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makasar TahunMuchlisaCitrakesumasariR IndriasariMuchlisa., Citrakesumasari., Indriasari, R. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Remaja Putri di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makasar Tahun 2013. Jurnal MKMI. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin Konsumsi Energi, Protein, dan Serat Terhadap Status Gizi Usia Lanjut di Sasana Tresna Werdha Budi MuliaN R NilsaprilNilsapril NR. 2008. Hubungan Konsumsi Energi, Protein, dan Serat Terhadap Status Gizi Usia Lanjut di Sasana Tresna Werdha Budi Mulia. Jakarta Selatan Universitas Indonusa Esa Unggul. Gizi seimbang artinya mengandung beragam nutrisi dalam porsi yang sesuai dengan kebutuhan, tanpa menghilangkan jenis nutrisi tertentu. Memenuhi kebutuhan nutrisi harian dengan asupan bergizi seimbang sangatlah penting dilakukan agar tubuh tetap fit dan terhindar dari beragam penyakit. Untuk memperoleh asupan gizi seimbang, Anda perlu mengonsumsi beragam kelompok makanan, karena setiap jenis makanan bisa memberikan jenis nutrisi yang berbeda. Tubuh memerlukan asupan semua nutrisi dalam jumlah yang cukup, baik makronutrisi, yaitu protein, karbohidrat, dan lemak; maupun mikronutrisi, yaitu mineral dan vitamin. Selain itu, diperlukan juga asupan serat dan cairan yang cukup. Bagaimana Cara Memenuhi Gizi Seimbang dengan Panduan Piring Makan? Sebelumnya, pola makan gizi seimbang digambarkan sebagai piramida. Namun, kini ada istilah panduan piring makan’ yang bisa Anda ikuti untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan gizi seimbang. Berikut ini adalah panduannya Sekitar ½ piring makan berisi sayur dan buah-buahan dengan beragam jenis dan warna. Sekitar ¼ piring makan berisi makanan sumber protein dan lemak sehat, seperti ikan, ayam, atau kacang-kacangan. Batasi konsumsi daging merah atau daging olahan, misalnya sosis. Sekitar ¼ piring makan berisi makanan sumber karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian utuh, nasi cokelat, gandum utuh, atau pasta. Batasi konsumsi karbohidrat sederhana, termasuk makanan manis, seperti cake, biskuit, atau kue basah, karena kandungan gulanya tinggi. Gunakan minyak sehat, seperti minyak zaitun, minyak kedelai, minyak jagung, dan minyak kanola, untuk mengoleh makanan. Hindari makanan yang mengandung banyak lemak jenuh atau kolesterol jahat. Konsumsi air putih yang cukup, tetapi batasi konsumsi susu dan beragam produk olahannya, seperti keju atau krim, serta minuman yang manis, termasuk jus buah. Konsumsi susu sebaiknya hanya 1–2 gelas per hari dan jus hanya 1 gelas per hari. Siapa Saja yang Dapat Menerapkan Panduan Piring Makan? Panduan piring makan untuk memenuhi asupan gizi seimbang dapat diterapkan oleh hampir semua orang, baik yang memiliki berat badan ideal maupun yang mengalami kelebihan berat badan. Meski demikian, panduan ini kurang tepat diterapkan untuk anak-anak yang berusia di bawah 2 tahun, karena kebutuhan nutrisi mereka berbeda. Demikian juga untuk orang yang perlu menjalani pola makan khusus karena memiliki kondisi medis tertentu, misalnya kencing manis atau darah tinggi. Jika Anda mengonsumsi makanan yang sudah dikombinasikan, seperti spageti yang dilengkapi baso daging dan sayuran, bukan berarti makanan tersebut tidak dapat memenuhi panduan piring makan Anda. Namun, sebisa mungkin porsi sayuran dan buah yang Anda konsumsi lebih banyak dari protein dan pasta yang disajikan. Batasi juga penggunaan saus yang bisa saja mengandung banyak lemak dan garam. Hal Apa Saja yang Perlu Diperhatikan Saat Memenuhi Gizi Seimbang? Pola hidup sehat tak hanya sebatas mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tetapi juga berolahraga secara teratur dan aktif bergerak. Dengan berolahraga secara teratur, Anda dapat mencegah penimbunan kalori di dalam tubuh dalam bentuk lemak. Hal ini karena olahraga dapat membakar kelebihan kalori dari makanan dan minuman yang Anda konsumsi. Saat tubuh tidak aktif bergerak untuk membakar kalori dan konsumsi kalori melebihi jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, kelebihan kalori ini akan disimpan sebagai lemak. Hal inilah yang kemudian dapat membuat berat badan bertambah. Selain mencegah naiknya berat badan, olahraga dan aktivitas fisik juga dapat menjaga kesehatan tubuh secara umum, sekaligus menekan risiko terjadinya penyakit jantung, diabetes, dan stroke. Jadi, lakukanlah olah raga secara rutin 30 menit per hari atau minimal 150 menit per minggu. Di samping menerapkan pola makan bergizi seimbang dengan panduan piring makan dan melakukan olahraga secara rutin, Anda juga perlu beristirahat yang cukup dan mengendalikan stres dengan baik agar tubuh Anda bisa tetap fit dan terhindar dari beragam penyakit. Bila Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikanlah ke dokter untuk mengetahui pola makan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Anda. Nutritional intake is needed by every human being to fulfill his survival. Proper nutrition results in the fulfillment of nutrients so that they can fight the COVID-19 virus. Covid-19 is at risk for students, most of whom are still dependent on their parents. The aim of the study was to describe the nutritional intake during the pandemic for students. This study uses an exploratory narrative method, with a cross-sectional approach. The instrument is a geogle form. Sampling by purposive sampling. The results showed that respondents in the second semester were 18 people respondents aged 20-22 years were 27 people 79%, respondents had an allowance of Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 369CareJurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan 2020, hal 369-382Tersedia online di mengutip Dewi, Novita., Maemunah, Neni., & Putri, M. Ronasari. 2020. Gambaran Asupan Nutrisi di Masa Pandemipada Ilmiah Ilmu Kesehatan, 83, 369-382Retrieved from ASUPAN NUTRISI DIMASA PANDEMIPADA MAHASISWANovita Dewi1, Neni Memunah2, Ronasari Mahaji Putri31,2,3Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Tribhuwana Tunggadewi MalangE-mail novita1unitri intake is needed by every human being to fulfill his survival. Proper nutrition results in thefulfillment of nutrients so that they can fight the COVID-19 virus. Covid-19 is at risk for students, mostof whom are still dependent on their parents. The aim of the study was to describe the nutritional intakeduring the pandemic for students. This study uses an exploratory narrative method, with a cross-sectionalapproach. The instrument is a geogle form. Sampling by purposive sampling. The results showed thatrespondents in the second semester were 18 people respondents aged 20-22 years were 27 people79%, respondents had an allowance of 24 uang saku juga berpengaruh padakonsumsi makanan bergizi yang menyatakan konsumsi pangandipengaruhi oleh sosial ekonominyaSulistyoningsih, 2011. Sosial ekonomidilihat dari uang sakunya. sehunggapembelian makanan yang bergizi dengankualitas dan kuantitasnya menjadi setara dengan adanyahubungan antara pendapatan keluargadengan status gizi pada anak dengan pvalue 0,012 Putri, 2015. Setara denganpenelitian Wulanta, Amisi, Punuh, 2019bahwa terdapat hubungan pendapatankeluarga dengan status gizi usia anak 24-59 bulan dengan p value pada 21responden. Setara hasil penelitianMyrnawati, Anita, 2016 bahwaadapengaruh langsung positif status ekonomidengan pola makan anak. Setarapenelitian Sebataraja, Oenzil, Asterina2014didapatkan tingkat sosialekonominya baik maka status gizinyabaik dan kurang berupa dan 6%,sedangkan tingkat sosial ekonomi rendahdiperoleh status gizi baik dan kurangberupa 15,7% dan 0% pada murid SD diarea pusat sayuran buah setiap hariHasil peneitian diperoleh sebagian besarresponden berupa semester 6 jarangmengkonsumsi sayuran buah setiapharinya. Berbeda dengan penelitianBahira 2012 bahwa 77,1% konsumsisayurnya kurang, sebanyak 92,1 % kurangasupan buah pada remaja 2012 membuktikankecenderungan remaja dewasa kurangmengkonsumsi buah dan dengan teori untukmemenuhi mengkonsumsi sayur danbuah sebagai syarat pemenuhan menu giziseimbangMitchell, 2012, salah satunyabanyak makan sayuran dan cukup buah-buahan Izwardy, 2019.Konsumsi sayuran buah setiap haridipengaruhi faktor pengetahuan,mahasiswa semester 6 pengetahuannyalebih baik, terkait lama studi. Setarapenelitian tidak ada hubungan antaratingkat pengetahuan gizi dengankonsumsi makanan yang berseratZuharia, 2013.Usia responden sebagianbesar pada penelitian ini 20-22 tersebut belum memiliki cukuppengalaman. Setara penelitian usia 21-22 376CareJurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan 2020, hal 369-382sebanyak 46,1% yang menjadi respondenpada penelitian Cornia, I A, Adriani, M2018.Uang saku responden penelitian inihampir seluruhnya < 1,5 juta. Uangtersebut berada di bawah UMR kota,menyebaban prioritas dalam memenuhikonsumsi makanannya sesuai daripenelitian Dwira 2017 menyatakanresponden kadang-kadang, sarapannya dikantin menunya gorengan bakwan,mendowan, dan tahu 2011 mengemukakanfaktor sosial ekonomi yang cukupdominan dalam mempengaruhi konsumsipangan adalah pendapatan keluarga danharga, dalam hal ini berupa uang penelitian ini bertentangan denganteori Kemenkes 2020 kecukupan sayurdan buah untuk cegah tertular covid-19,makanan yang segar yang tidak diolahsetiap hari Giakoumis, 2020. Sesuaipenelitian tidak ada hubungan antaraasupan folat dengan fungsi kognitif padalansia Rahmawati, Pramantara, danPurba, 2012.Konsumsi VitaminHasil penelitian didapatkan bahwa hampirsetengahnya responden semester 6 berartisudah 3 tahun berada pada atmosfirkampus, terpapar informasi mengenaivitamin. Vitamin meliputi A, B1, B6, C,D, E, K, dll. bertentangan dengan teoribahwa kegunaan vitamin C saatpemindahan zat besi dari plasma ke hatidari bentuk transferin ke ferinitinAlmatzier, 2009, mereduksi zat besi daribentuk feri ke fero di usus yang berakibatmudah diabsorbsi, sekaligusmeningkatkan 4x lipat absorbsinya zatbesi jika bercampur dengan vitamin CAlmatsier, 2009. Menurut Almatsier2011 mineral dan vitamin contohnyapada sayur dan buah merupakan zat-zatorganikkompleks sangat kecil yangdibutuhkan. Peran nutrisi dalampertahanankan tubuh terhadap virusberupa mengkonsumsi berbagai jenisvitamin dan mineral meliputi Vitamin A,B, C, D, E, asam lemak omega-3 EPAdan DHA, selenium, seng, besi, tembagaZhang, Liu,2020, Stephensen danZunino. Dalam Ross, Caballero Cousins,Tucker, Ziegler, 2020 Vitaminberpengaruh terhadap sistem imun,vitamin A berperan pemeliharaan selepitel berfunsi dalam imunitasnonspesifik, vitamin C sebagaiantioksidan yang berperan dalanpenetralisir radikal bebas, vitamin Esebagai antioksidan yangmempertahankan integritas membranSiswanto, Budisetyawati, Ernawati, 2013. 377CareJurnal IlmiahI lmu Kesehatan 2020, hal 369-382Sesuai penelitian Adhini, 2011 bahwakecukupan vitamin A dan C tergolongnormal pada siswa atlet. Dewi danWirjatmadi 2017 konsumsi vitamintidak mencukupi pada atlet sebanyak 90%.Sukmajati 2015 kurang asupan vitaminB1, B6, C sebanyak 97,2%, Sesuai penelitian Utami,Juniarsana 2013 bahwa repondenmengkonsumsi vitamin A, C dan Edidalam suplemennya sebanyak 20%,40% dan 80%. lebih tinggi pada atletsepakbola konsumsi vitamin Cnya sebesar70% AKG 2014, lebih tinggi lagi padaatlet Wushu sebesar normalMutahaya, 2008, berbeda penelitianRahmawati, Pramantar, dan Purba 2012bahwa asupan vitamin B6, C, dan E yangkurang pada lansia sebanyak dan Berbeda denganpemberian vitamin A tidakdiberikan pada anak balita Fithiyana,2018.Faktor lain yang mempengaruhikonsumsi vitamin berupa uang konsumsi tersebutdipengaruhi oleh faktor daya dengan penelitian menyatakan50 % responden uang saku rendah padamahasiswa Hidayat, 2016. Berbedapenelitian Suci 2011 mahasiswamemiliki uang saku lebih dari nilai tengah700 ribu lebih banyak 52% pada 65 penelitian ini adalah hampirsetengahnya responden sesmester 2jarang mengkonsumsi makanan berigizi,hampir setengahnya responden berusaia20-22 tahun jarang mengkonsumsimakanan berigizi, hampir setengahnyaresponden memiliki uang saku < jutajarang mengkonsumsi makanan berigizi,hampir setengahnya responden sesmester6 jarang mengkonsumsi sayuran buahsetiap harinya, hampir setengahnyaresponden berusaia 20-22 tahun jarangmengkonsumsi sayuran buah setiapharinya, hampir setengahnya respondenmemiliki uang saku < juta jarangmengkonsumsi sayuran buah setiapharinya, hampir setengahnya respondensemester 6 jarang mengkonsumsi vitamin,hampir setengahnya responden berusia20-22 tahun jarang mengkonsumsisayuran buah setiap harinya, hampirseluruhnya responden memiliki uang saku< juta jarang mengkonsumsi berikutnya hendaknya menelitikorelasi konsumsi sayuran buah sertavitamin dan mineral dihubungkan dengan 378CareJurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan 2020, hal 369-382kejadian kelainan gangguan tubuhsebagai dampaknya ketidakcukupanpemenuhan konsumsi S. 2009. Prinsip Dasar IlmuGizi. Jakarta Gramedia S. 2011. Gizi Seimbang dalamDaur Kehidupan. Jakarta GramediaPustaka Y, Kiernan K, MacIver NJ.2018 Changes in Nutritional StatusImpact Immune Cell Metabolism 9 A, Putra, A T A, Kahar, A AD A 2020. Deskripsi Status GiziAnak Usia 3 Sampai 5 Tahun padaMasa Covid 19 MURHUM JurnalPendidikan Anak Usia Dini 1 2, 16-27 2011. Hubungan AntaraAsupan Zat Gizi Dan KomposisiLemak Tubuh Dengan KapasitasDya Tahan Tubuh Atlet Di SekolahAtlet Ragunan Jakarta Skripsi,Institut Pertanian Bogor, Bogor.Diakses dari 2017. Ilmu Ggizi. YogykartaNuha EdiaArifin, Z. 2015 Gambaran Pola MakanAnak Usia 3-5 Tahun Dengan GiziKurang Di Pondok Bersalin Tri SaktiBalong Tani Kecamatan JabonSidoarjo, Online, 2010 Gizi Dalam DaurKehidupan. Jakarta BukuKedokteran 2012. Gizi Dalam DaurKehidupan. Jakarta Buku Evinaria. 2012. PolaKonsumsi Pangan, Hubungandengan Status Gizi Dan PrestasiBelajar Pada Pelajar SD di DaerahEndemik GAKI Desa Kuta DaeKecamatan Kerajaan Dairi PropinsiSumatra Utara. Skripsi. FakultasKesehatan Masyarakat UniversitasSumatra J. S. 2020. Surviving COVID-19A disease tolerance Advances. 2012Hubungan antarapengetahuan, gizi, kesukaan danfaktor lain dengan konsumsi buahdan sayuran pada remaja di 4 SMA diJakarta Barat. Skripsi FKM J. Yuan, S., kok, To,K. Chu, h., Yang, 2020. A familial cluster ofpneumonia associated with the 2019novel coronavirus indicating person-to-person transmission a study of afamily cluster. Lancet, I A, Adriani, M 2018 Hubunganantara asupan zat gizi makro danstatus gizi dengan kebugaran jasmanimahasiswa UKM taekwondo. Amertanutr 2 1, 90-96 K I, Wirjatmadi, R B 2017Hubungan kecukupan vitamin c danzat besi dengan kebugaran jasmaniatlet pencak IPSI Lamongan. MediaGizi Indonesia, vol. 122, 134– 379CareJurnal IlmiahI lmu Kesehatan 2020, hal 369-382140 2013 Hubungan AntaraPengetahuan Gizi, Sikap TerhadapGizi Dan Pola Konsumsi SiswaKelas Xii Program Keahlian JasaBoga di SMK negeri Fakultas TeknikUniversitas Negeri YogyakartaDevi, N. 2010. Nutrition and Food,Jakarta PT. Kompas MediaDwira, D H 2017 Hubungan polakonsumsi makanan dengan statusgizi mahasiswa semester IV jurusanDIV bidan pendidik di UniversitasAisyiyah Yogyakarta. SkripsiUniversitas AisyiyahFithriyana. 2018.hubungan pengetahuanibu tentang vitamin a denganpemberian vitamin a pada balita idesa kuantan sako tahun 2016 jurnaldoppler universitas pahlawan tuankutambusai vol 2 1, 50-57Giakoumis A 2020 A useful health &nutrition short guide for theCOVID-19 pandemic version 2 30Maret 2020 ThalassemiaInternational N, Rosidi, SU, YN. 2014.Hubungan Konsumsi Vitamin CDengan Kesegaran Jasmani PadaAtlet Sepakbola di Pusat Pendidikandan Latihan Olahraga Pelajar Jawatengah Jurnal gizi universitasmuhammadiyah semarang 32Hidayat, A 2016 Hubungan konsumsimakanan berisiko dan aktivitas fisikdengan status gizi mahasiswakampus x KediriJurnal Wiyata, 32, C., Wang, Y., Li, X., ren, L., Zhao,J., Hu, Y., . . . Cao, B. 2020. Clinicalfeatures of patients infected with2019 novel coronavirus in Wuhan,China. Lancet, D. S., E., Madani, F.,Kock, R., Dar, O., et The Continuing 2019-nCoVepidemic threat of novelcoronaviruses to global health-Thelatest 2019 novel coronavirusoutbreak in Wuhan, Journal of infectiousDiseaese, 91, 2012 Gambaran pola makandan status gizi mahasiswa kuliahklinik senior KKS di BagianObsgyn RSUD dr. Zainoel AbidinBanda Aceh Jurnal kedokteran syiahkuala volume 12 1, Hubungan pengetahuangizi dan asupan zat gizi karbohidrat,protein, lemak, zat besi, dan vitaminC dengan status gizi mahasiswiTingkat I Program Studi Gizi DiStikes Perintis Padang Kesehatan Saintika F, P, A K, 2020 Hasil RespondenPengetahuan Masyarakat TerhadapCara Pengolahan TemulawakCurcuma Xanthorrhiza dan KencurKaemferia galanga SebagaiPeningkatan Imunitas SelamaCOVID-19 dengan MenggunakanKedekatan Konsep ProgramLeximancer, Journal of Pharmacy 2 Panduan UntukSiswa Aksi Bergizi, Hidup SehatSejak Sekarang untuk KementerianKesehatan ibu tentang polapemberian makanan pendampingASI dengan status gizi bayi 6-24bulan di Wilayah Puskes-mas 380CareJurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan 2020, hal 369-382Petumbukan Desa Nagarejo.[Skripsi].Medan Politeknik Kesehatan kesehatan RI. 2020. Panduangizi seimbang pada masa pandemiccovid-19” lindungi AA.2017.Hubungan antara pengetahuantentang gizi seimbang dengan IndekMasa Tubuh pada mahasiswa. ParentalInfluences on Children’s EatingBehaviour and Characteristics ofSuccessful Parent-FocussedInterventions. Appetite 6085-94Moehji.2009. Ilmu Gizi 2 PenanggulanganGizi Buruk JakartaPapas Barrea,L.,Savastano,S.,&Colao,A. 2020. Nutritionalrecommendations for CoVID-19quarantine. European Journal of ClinicalNutrition 74850–851 2008. Hubungan TingkatKonsumsi dan Status Gizi denganKesegaran Jasmani Pada Atlet Wushu diWisma Wushu JawaTengah. Niswah. 2016.Hubungan antara pola makan sehari–hari dan gaya hidup sehat denganprestasi belajar mahasiswapendidikan biologi UIN WalisongoSemarang. Anita. 2016. Pengaruhpengetahuan gizi,status sosialekonomi, gaya hidup dan pola makanterhadap status gizi anak StudiKausal di Pos PAUD KotaSemarang Tahun 2015 Jurnalpendidikan usia dini 102,213-232 Hubungan tingkatpengetahuan, asupan gizi, aktivitasfisik terhadap status gizi atlet sepakbola PS Kerinci Tahun. [Skripsi].Padang Program Studi S1 GiziSekolah Tinggi Ilmu KesehatanPerintis Sumbar, D. 2012. Hubungankonsumsi zat gizi, status gizi, danfaktor-faktor lain dengan statuskebugaran jasmani mahasiswadepartemen arsitektur FakultasTeknik Universitas IndonesiaSkripsi, Universitas Indonesia,Depok.Pratiwi, R. 2011. Analisis factorpredisposisi, factor pendukung danfactor pendorong terhadap polamakan pada siswi SMA YayasanPutri, NN, Sugini, PPS, Cintari L. 2018.Gambaran pola konsumsi zat gizimakro dan tekanan darah pada lansiadi Desa Sibanggede, KecamatanAbiansemal, Kabupaten BadungJurusan Gizi Poltekkes A Pramantara, IDP, Purba,MR. 2012. Hubungan asupan zatgizi mikro dengan fungsi kognitifpada lanjut usia Asupan zat gizimikro dengan fungsi kognitif padalanjut usia Gizi klinik Indonesia84,95-201. 381CareJurnal IlmiahI lmu Kesehatan 2020, hal 369-382 C. 2018. Hubunganaktivitas fisik, pengetahuan gizi danbody image dengan status gizi padaremaja putrid di SMK Negeri 6Sukoharjo. [Skripsi]. SurakartaProgram Studi Ilmu Gizi FakultasIlmu Kesehatan MG, Posangi, J, Manampiring,AE. 2020. Hubungan antarapengetahuan gizi, aktivitas fisik, danintensitas olahraga dengan status giziJurnal Kartini, A, Rahfiludin, Hubungan asupan zat gizi,aktivitas fisik, dan persentase lemaktubuh dengan kebugaran Kesehatan Masyarakat LR, Oenzil F, Asterina. 2014.Hubungan status gizi dengan statussosial ekonomi keluarga muridsekolah dasar di Daerah Pusat danPinggiran Kota Padang JurnalKesehatan Budisetyawati, & Ernawati, F.2013. Peran beberapa zat gizi mikrodalam imunitas. Gizii ndon, 361 CB dan Zunino and the immune Ross AC, Caballero B,Cousins RJ, Tucker KL, Ziegler TR,2014 editor. Modern Nutrition inHealth and Disease. Edisi Lippincott Williams &Wilkins601-10 S P 2011 Faktor-faktor yangberhubungan dengan pola makanmahasiswa kesehatan masyarakatFakutas kedokteran dan ilmukesehatan Universitas islam negerisyarif Hidayatullah 2015. Hubungan asupanzat gizi mikro dan komposisi lemaktubuh dengan tingkat kebugaranmahasiswa di UKM sepak bola UNYUniversitas MuhammadiyahSurakarta Skripsi Gizi untukkesehatan ibu dan anak. YogyakartaGrahaIlmuSusilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W.,Santoso, W. D., Yulianti, M.,Herikurniawan, . . . Yunihastuti, E.2020. Coronavirus disease 2019tinjauan literatur terkini. JurnalPenyakit Dalam Indonesia, 7.1, AP, Juniarsana, IW. 2013.Gambaran tingkat pengetahuan dantingkat konsumsi vitamin A,C,Epada ibu-ibu yang mengkonsumsisuplemen di Lala studio. SkalaHusada 102, C., Chen, X., Cai, Y., Xia, J., Zhou,X., Xu, S., . . . Song, Y. 2020. Riskfactors associated with acuterespiratory distress syndrome anddeath in patients with coronavirusdisease 2019. Pneumonia in Wuhan,China. JAMA Intern Med1807 from 382CareJurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan 2020, hal 369-382 I. G., & Agusni, I. 2015.Penggunaan imunomodulator untukberbagai infeksi virus pada ilmu kesehatan kulit E, Amisi M D, Punuh M I2019, Hubungan antara statussosial ekonomi dengan status gizipada anak usia 24-59 bulan Di DesaKima Bajo Kecamatan WoriKabupaten Minahasa Utara. JurnalKESMAS 85, 34-41ZhangL, LiuY. 2020. Potentialinterventions for novel corona virusin china asystematic review J MedVirol. 101002 Hubungan tingkatpengetahuan gizi dengan konsumsimakanan berserat pada siswa MAN 3Rukoh Banda Aceh. Skripsi BandaAceh Universitas Syah Kuala ... Knowledge on nutritional health is essential as an effort in optimizing the immune system to prevent COVID-19 infection Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes RI, 2020. Dewi et al. 2020 reported that 94% of people in productive age do not consume sufficient nutritious food during the pandemic Dewi, Maemunah, & Putri, 2020. ...... Knowledge on nutritional health is essential as an effort in optimizing the immune system to prevent COVID-19 infection Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Kemenkes RI, 2020. Dewi et al. 2020 reported that 94% of people in productive age do not consume sufficient nutritious food during the pandemic Dewi, Maemunah, & Putri, 2020. ...... 8 Changes in behaviour regarding consuming foods typically low in vitamins, such as vitamin A, affect the rise of ocular health disorders, particularly during the online learning period and the COVID-19 pandemic. [8][9][10][11][12] The behaviour of consuming carotenoids, a source of vitamin A, is in uenced by a person's level of education. 13 There has never been researched on the relationship between college students' knowledge and behaviour regarding consuming vitamin Acontaining foods and night blindness complaints. ...Background Night blindness is the first sign of vitamin A deficiency, which can lead to blindness if left untreated. This study aimed to determine the relationship between college students' knowledge and consumption of vitamin A-rich foods and the appearance of night blindness symptoms. Methods This cross-sectional study involved 409 students in their sixth semester at Sultan Agung Islamic University. A questionnaire was used to collect data on the level of knowledge and behaviour of vitamin A consumption. Low Luminance Questionnaire LLQ collected data on night blindness complaints. To determine the effect of each independent variable on the dependent variable, bivariate and multivariable binary logistic regressions were conducted. The p-value threshold for statistical significance was set at Results Bivariate analysis of the Chi-square test revealed that gender, study programme cluster, level of knowledge, and vitamin A consumption behaviour were significantly associated p < with night blindness symptoms. The logistic regression analysis results revealed that learning and behaviour regarding vitamin A consumption were associated with night blindness p < Vitamin A consumption is strongly associated with night blindness symptoms, with an odds ratio OR of 95% confidence interval [CI] whereas vitamin A knowledge showed an OR of 95% CI Conclusion The level of knowledge and behaviour regarding vitamin A consumption is related to night blindness in college students. This study advises students to maintain a healthy diet to prevent night blindness.... Sekelompok mahasiswa dari Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat asupan nutrisi mahasiswa di kampus. Menurut hasil evaluasi jawaban dari 108 sampel, mahasiswa semester enam mencakupi dari jumlah total responden dalam kategori semester; mahasiswa berumur 20-22 tahun mencakupi dari jumlah total responden dalam kategori usia; dan mahasiswa dengan uang jajan yang kurang dari juta mencakupi dari jumlah responden dalam kategori uang jajan Dewi et al., 2020. ... Edy Yulianto PutraAlissya Maidha FitriAdelineRaisyThe arrival of the COVID-19 Pandemic has caused the public to put more emphasis on their health, nutrition, and immunity to defend against contracting the virus. However, existing limitations over certain activities has directly affected financial conditions of the public; therefore, making them more inclined to order food using online services that are more often than not unhealthy. This is apparent in one study about the food consumption of teens during the COVID-19 Pandemic in Surabaya that shows 57% of 100 teens buy and purchase street food as much as three times in one day since the pandemic started. In addition to that, the public has found difficulty in engaging in physical activities outside their homes, hence the combination of the two increases the risk of deteriorating immunity and obesity. From that emerged the idea for the healthy snack business SweetPomo that can be the solution for this very problem. SeetPomo is an organic business idea with attainable price that makes use of sweet potatoes as its main ingredient. The purpose of SweetPomo of this business is to improve nutrition intake and help the public in lessening their unhealthy food consumption. The methods implemented are project execution and qualitative research where acquired data are secondary in nature in the form of articles, e-jounrals, and other publications in various sites. The result of this research depicts the plans and concepts of SweetPomo.... Hasil penelitian menunjukkan masih banyak responden yang memiliki pola konsumsi yang kurang baik sejalan dengan penelitian Dewi et al., 2020 bahwa hampir setengah responden semester dua jarang mengkonsumsi makanan bergizi berupa nasi, lauk, buah dan sayur, salah satu faktornya adalah daya beli. Begitu pula terkait pengetahuan terkait gizi dapat mempengaruhi seseorang melalui makanan yang dipilih, seperti memilih makanan dengan nilai gizi yang baik, masih banyak remaja yang memiliki pengetahuan terhadap gizi pada kategori kurang lebih dari 20% Selaindoong et al., 2020. ...Nor Isna TauhidahEvy NoorhasanahAbstrakPandemi Covid-19 memberikan dampak pada perubahan kebiasaan mahasiswa terutama kondisi sedentary lifestyle akibat banyaknya kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara virtual dan berubahnya pola konsumsi makan. Status gizi dapat dipengaruhi oleh asupan gizi yang dikonsumsi dan aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari, dimana gizi yang baik dapat meningkatkan daya tahan tubuh sehingga penting memperhatikan faktor yang dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan level aktivitas dan pola makan dengan status gizi pada mahasiswa tingkat satu. Desain penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. menggunakan uji Spearman Rank. Sampel berjumlah 105 orang menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara level aktivitas fisik dengan status gizi, dan ada hubungan antara  variabel pola konsumsi makan dengan status gizi. Status gizi seseorang bisa diperbaiki atau dikontrol dengan meningkat pola konsumsi makan kearah yang lebih baik dan bisa didukung dengan aktifitas fisik sesuai dengan kemampuan tubuh masing-masing orang, guna mencegah munculnya berbagai penyakit akibat kurangan ataupun kelebihan kunci aktifitas fisik, pola konsumsi makanan, status giziAbstractThe Covid-19 pandemic has had an impact on alterations in student behavior, particularly the state of sedentary lifestyles as a result of the numerous virtual learning activities and alterations in eating habits. Good nutrition can boost body resistance, thus it's necessary to pay attention to things that can affect a person's nutritional status. Nutritional status can be changed by nutritional intake taken and daily physical activity. This study aims to determine the relationship between activity levels and eating patterns with nutritional status in first-year students. The design of this study is a correlation study with a cross sectional approach using the Spearman Rank test. 105 people make up the purposive sampling sample. The findings revealed a relationship between the variables of food intake patterns and nutritional status, but not between the amount of physical activity and nutritional status. In order to prevent the appearance of various diseases owing to lack of or excess nutrition, a person's nutritional status can be improved or regulated by increasing food consumption patterns in a healthier direction and can be supported by physical activity according to each person's body's physical activity, food consumption patterns, nutritional status... Asupan nutrisi perempuan dibandingkan pria, sebanding jumlah sampel yang diambil, Novita Dewi, Supriyadi, Errick Endra Cita JABJ, Vol. 11, No. 1, Maret 2022, 88-95 Komparasi Efektivitas Daun Salam syzygium polyanthum dan Jahe zingiber officinale terhadap Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 92 perempuan lebih banyak Dewi et al., 2020;Mokoginta et al., 2016. ...Novita DewiSupriyadi SupriyadiErrick Endra CitaDiabetes Mellitus Type 2 DMT2 is a major problem in health, the number of deaths, the high cost of care. DMT2 has an increase in glucose hyperglycemic due to insulin metabolism problems in the body. Giving bay leaf powder and ginger can reduce blood glucose in patients with T2DM. The aim of the study was to compare the effectiveness of bay leaves and ginger on blood sugar levels in T2DM patients. The population of all DMT2 patients was 30 people, a sample of 23 DMT2 patients, aged 35-70 years, all DMT2 patients who underwent treatment for 1 week, with a dose of 1 capsule twice per day as much as 1000 mg, analysis using paired test and T-Test. The results of the T-Test value study showed the effect of ginger powder consumption on blood glucose levels in T2DM patients. There is an effect of consumption of bay leaf powder on blood glucose levels in patients with T2DM. There was no significant difference between the consumption of ginger powder and bay leaf on blood glucose levels in patients with T2DM. The recommendation for further research is to conduct further research, prioritizing digging in more detail about confounding factors and observing these confounding factors.... WHO has recommended a balanced nutritional menu in the midst of the COVID-19 pandemic, meaning that every food menu must include complete nutrition, both macronutrients and micronutrients. However, to build a strong immune foundation building block, we must focus on protein intake UNICEF, 2020 ntake of protein and several other nutritional components will be met according to health standards Dewi et al., 2020, especially supported by the provision of health education. ...Novita DewiWahyu Dini MetrikayantoSupriyadi SupriyadiCovid-19 has been booming since December 2019, and is a serious concern in the world. The transmission of this virus is very fast, especially in patients who are hospitalized. So that as a precautionary measure of contracting this virus, actions can be taken in the form of enlightenment in terms of cognitive to the community, in this case in the form of Educational Interactive Communication in the form of Health Education. Health education for patients to meet adequate nutritional intake, so that it is hoped that the spread of this virus can be inhibited with high immunity obtained from varied, balanced nutrition, and all aspects of substances that the body needs can be fulfilled. The purpose of this community service is to provide health education to 15 patients. The method provided is in the form of service learning by providing health education to patients by visiting the patient one by one at each patient. The results of this community service were all participants who understand about nutritional intake, types of balanced nutrition, and things that increase immunity in preventing the transmission of covid-19 Linda WidayantiIka MustikaCovid-19 is a respiratory disease that has become a worldwide pandemic since 2020. Prevention of Covid-19 is by wearing a mask, washing hands with soap, keeping a distance, staying away from crowds, limiting mobility and eating healthy balanced nutritious food which is usually called "6M". Knowledge of the amount and type of nutritious food will affect the behavior of choosing and consuming these foods. Good nutrition will help a person to increase immunity, suppress inflammation and accelerate healing. This research aimed to analyze the effect of knowledge about the prevention of Covid-19 "6M" on the behavior of consuming healthy balanced nutritious foods. This research used an analytical observational method with a cross-sectional approach which was carried out on students of UIN Sunan Ampel Surabaya on 1st and 3rd grade from January to March 2022. The sample of this research was 186 respondents. Data collected through questionnaires distributed via google form link. Data analized by logistic regression with 5% confidence level. The results of this research indicated that there was a significant effect of knowledge about the prevention of Covid-19 "6M" on the behavior of consuming balanced nutritious healthy foods among students. The p value was with the regression equation obtained was y = It concluded that one point of knowledge about the prevention of Covid-19 "6M" will be followed by point of consuming healthy food behavior. OR = which means that someone with good knowledge of Covid-19 prevention "6M", has times possibility of having a good consumption behavior of healthy balanced nutritious food. Socialization of eating behavior patterns of healthy, balanced nutrition is very necessary for student to support physical health, increasing immunity before, during and after the Nur Mudayanti ZuhriFirmanda Dwi SeptiawanMoch. Aqilah HerdiansyahPandemi COVID-19 sudah membawa akibat yang cukup berubah bagi berbagai sektor di Indonesia terutama sektor kesehatan. rakyat yang terbiasa dibuat dengan aktivitas produktif di luar tempat tinggal lalu terpaksa harus bekerja dari rumah work from home. Hal tadi diperparah dengan adanya physical distancing dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat PPKM. Selama pandemi COVID-19 telah banyak mengubah emosional antar individu seseorang. Segala jenis restriksi tersebut di akhirnya bermuara menuju bentuk kesehatan masyarakat yang memburuk, baik secara fisik dan juga mental. Meningkatnya penggunaan sosial media serta gawai pada masyarakat terjadi karena kebijakan pemerintah yang tidak memperbolehkan masyarakatnya untuk beraktivitas diluar tempat tinggal Perekonomian yang terus memburuk pada Indonesia membentuk warga mengalihkan pekerjaan mereka dari yang mulanya bertatap muka menjadi sistem dalam jaringan online pada masa pandemi saat Rimelfhi SebatarajaFadil OenzilAsterina AsterinaAbstrakStatus gizi anak secara tidak langsung berkaitan dengan faktor sosial ekonomi keluarga. Jika status sosial ekonomi rendah maka kebutuhan makanan keluarga akan kurang terpenuhi sehingga anak akan memiliki status gizi kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dan status sosial ekonomi keluarga murid SD di pusat dan pinggiran kota Padang. Suatu penelitian analitik secara cross sectional telah dilakukan terhadap 220 orang murid di SDN 08 Alang Lawas sebagai perwakilan SD di pusat kota Padang dan SDN 36 Koto Panjang sebagai perwakilan SD di pinggiran kota Padang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner, pengukuran tinggi, dan berat badan anak. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan status gizi murid SD di pusat kota dengan tingkat sosial ekonomi baik sebesar 84,2% status gizi baik dan 6% status gizi kurang, sedangkan keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah didapatkan 15,7% status gizi baik dan 0% status gizi kurang. Pada daerah pinggiran kota dengan status ekonomi baik didapatkan 15,8% status gizi baik dan 64,7% status gizi kurang, sedangkan pada keluarga dengan status ekonomi rendah didapatkan 84,3% status gizi baik dan 100% status gizi kurang. Dari uji Chi-Square didapatkan nilai pearson Chi-Square x2 = lebih besar dari nilai x2 tabel = 7,815 dan nilai probabilitas p = 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas yang bermakna yaitu p < 0,05 berarti terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan status sosial ekonomi keluarga murid SD di pusat dan pinggiran kota Padang. Status gizi anak juga berhubungan dengan tingkat ekonomi keluarga, tingkat pendidikan ayah dan ibu serta jumlah anak dalam kunci Status Gizi, Status Sosial Ekonomi, Pusat Kota, Pinggiran KotaAbstractNutritional status of children is indirectly related to socioeconomic factors. If the low socioeconomic status family meals needs will not fulfilled so that the child will have malnutrition status. The purpose of this study was to determine the relationship of nutritional status and family socioeconomic status elementary students in the center and suburbs of Padang. An analytic study is cross-sectional was conducted on 220 students at SDN 08 Alang Lawas as representatives elementary in the city center of Padang and SDN 36 Koto Panjang as a representative elementary school on the in the suburbs of Padang. Data collection was conducted through questionnaires and measurements of height and weight of children. Data analysis was done using Chi-Square test statistics. The results were obtained nutritional status in the city center with good socioeconomic level of obtained a good nutritional status and 6% malnutrition, while families with lower socioeconomic levels obtained of good nutritional status and 0% malnutrition. In the suburban areas with good economic status of obtained a good nutritional status and malnutrition status, while in families with low socioeconomic status obtained a good nutritional status and 100% malnutrition. Of the Chi-Square test obtained value Pearson Chi-Square x2 = 71 004 is greater than the table value x2 = and the probability value p = is smaller than the value that is meaningful probability p < means that there is a significant relationship between the nutritional status of the family's socioeconomic status elementary students in the center and suburbs the city of Padang. Nutritional status associated with Economic level of families, father and mother's education level and number of children in Status, Socioeconomic Status, The City Center, SuburbsNatalia Megawati RoringJimmy PosangiAaltje Ellen ManampiringThe purpose of this research to determine the relationship between nutritional knowledge, physical activity with exercise intensity and nutritional status. The method used is quantitative research with the approach cross sectional study. Determination of sample was done by total sampling totaled 118 Church youth GMIM Kanaan Pinabetengan. Analysis of test data using spearman correlation coefficient. The results showed the nutritional status of the most many categories of normal fat skinny Knowledge of nutrition both categories less good Physical activity in the category of pretty less The intensity of the sport category better less good Spearman test between nutritional knowledge and nutritional status are known to have a relationship, be aware the value of significant 2tailed, namely The strength of the relationship moderates the positive direction. Spearman test between physical activity and nutritional status are known to have a relationship, be aware the value of significant 2tailed, namely The strength of the relationship moderates the positive direction. Spearman test between intensity of exercise and nutritional status are known to not have a relationship. The conclusion there is a relationship between knowledge of nutrition, physical activity and nutritional status. There is no relationship between exercise intensity and nutritional status on the youth of the Church GMIM Kanaan knowledge, physical activity, exercise intensity, nutritional status Abstrak Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan gizi, aktivitas fisik dengan intensitas olahraga dan status gizi. Metode yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study. Penentuan sampel dilakukan secara total sampling berjumlah 118 pemuda Jemaat GMIM Kanaan Pinabetengan. Analisis data menggunakan uji koefisien korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukkan status gizi paling banyak kategori normal gemuk kurus Pengetahuan gizi kategori baik kurang baik Aktivitas fisik pada kategori cukup kurang Intensitas olahraga kategori baik kurang baik Uji spearman antara pengetahuan gizi dengan status gizi diketahui memiliki hubungan, diketahui nilai signifikan 2tailed yaitu Kekuatan hubungan moderat arah positif. Uji spearman antara aktivitas fisik dengan status gizi diketahui memiliki hubungan, diketahui nilai signifikan 2tailed yaitu Kekuatan hubungan moderat arah positif. Uji spearman antara intensitas olahraga dengan status gizi diketahui tidak memiliki hubungan. Simpulan ada hubungan antara pengetahuan gizi, aktivitas fisik dengan status gizi. Tidak ada hubungan antara intensitas olahraga dengan status gizi pada pemuda Jemaat GMIM Kanaan kunci pengetahuan, aktivitas fisik, intensitas olahraga, status giziRhosidatus SalamahABSTRAKLatar belakang Kebugaran jasmani merupakan kemampuan individu untuk melakukan aktivitas fisik dengan mudah tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Kebugaran jasmani akan menunjang kemampuan atlet namun diperlukan asupan yang memiliki kandungan zat gizi yang cukup dan seimbang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi, aktivitas fisik, dan persentase lemak tubuh dengan kebugaran jasmani pada atlet taekwondo. Metode Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh atlet taekwondo anggota Klub HTC Central Semarang laki-laki dan perempuan sebanyak 50 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, subjek sejumlah 42 orang. Bivariat dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dan Rank Spearman. Multivariat dianalisis menggunakan uji regresi linier dengan variabel Tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi energi p = 0,528, r = -0,100 dan tingkat konsumsi lemak p = 0,741 r = 0,052 dengan persentase lemak tubuh pada atlet taekwondo. Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi p = 0,035 r = -0,326 dengan kebugaran fisik pada atlet taekwondo. Tidak ada hubungan tingkat konsumsi lemak p=0,188 r=-0,207. Ada hubungan antara aktivitas fisik p=0,000 r=0,822 dengan kebugaran fisik pada atlet taekwondo. Ada hubungan antara persentase lemak tubuh p = 0,005 r = -0,422 dengan kebugaran fisik pada atlet taekwondo. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa aktivitas fisik merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kebugaran jasmani atlet taekwondo. Simpulan Penelitian ini merekomendasikan agar atlet dapat meningkatkan asupan energi guna mencukupi kebutuhan atlet, serta kebugaranHubungan aktivitas fisik, pengetahuan gizi dan body image dengan status gizi pada remaja putrid di SMK Negeri 6 SukoharjoC RamadhanaRamadhana C. 2018. Hubungan aktivitas fisik, pengetahuan gizi dan body image dengan status gizi pada remaja putrid di SMK Negeri 6 Sukoharjo. [Skripsi].Peran beberapa zat gizi mikro dalam imunitas. Gizii ndonBudisetyawati SiswantoF ErnawatiSiswanto, Budisetyawati, & Ernawati, F. 2013. Peran beberapa zat gizi mikro dalam imunitas. Gizii ndon, 36157-64. 116/113 Inilah asupan gizi paling besar yang diperlukan seorang pelajar dan ulasan lain yang masih berkaitan dengan topik asupan gizi paling besar yang diperlukan seorang pelajar untuk yang mencari tahu tentang asupan gizi paling besar yang diperlukan seorang pelajar bisa membaca artikel berikut ini dengan seksama. Semoga bermanfaat.…gizi yang diperlukan anak agar anak terhindar dari kekurangan gizi. Selain harus mengerti mengenai gizi yang baik itu seperi apa, orang tua harus mengerti tentang bagaimana gejala jika anak kurang……dan membantu asupan gizi yang tinggi bagi pertumbuhan janin yang sehat selama dalam kandungan. Bayi Membantu perkembangan otak bayi, karena setiap harinya otak terus berkembang sampai dengan usia 5……antara ketiga faktor tersebut yang berperan lebih besar. Faktor genetik merupakan potensi dasar dalam perkembangan kecerdasan tetapi faktor ini bukan yang terpenting. Faktor gizi. Ternyata faktor gizi juga berpengaruh sangat……adalah melalui pola asuh makan. Kesehatan bayi sangat ditunjang dari makanan yang menjadi asupan bagi bayi. Oleh karena itu, setiap ibu hendaklah memperhatikan makanan yang menjadi sumber nutrisi bayi. Salah……wanita yang memiliki mutasi gen homozigot tersebut mengalami invasi trofoblas abnormal. Kelebihan atau Kekurangan Gizi Selama ini kelebihan atau kekurangan gizi telah disalahkan sebagai penyebab eklampsia selama bertahun-tahun. Saat itu,……dengan pola hidup sehat, menjaga kebersihan tubuh, dan menjaga sanitasi lingkungan. Selain itu asupan nutrisi untuk bayi juga perlu diperhatikan seorang ibu, karena bayi kurang gizi sangat rentan terkena cacingan….Periode masa kehamilan merupakan masa penting di mana seorang wanita atau calon ibu bisa memberikan gizi yang terbaik bagi janinnya. Maka dari itu, seorang wanita hamil dituntut untuk mengkonsumsi makanan……kehamilan, tentunya kebutuhan nutrisi ibu hamil meningkat dan berbeda dengan keadaan normal. Karena sang calon bayi pun banyak membutuhkan akan asupan nutrisi dan gizi untuk pertumbuhan dalam kandungannya. Agar sang……kondisi fisik ibu hamil tidak prima, maka proses melahirkan akan menjadikan sebuah proses yang melelahkan dan menyakitkan. Guna membentuk kondisi ibu hamil yang prima saat melahirkan, adalah diperlukannya asupan energi…Banyak hal yang mempengaruhi kesehatan bayi. Selain konsumsi makanan dan minuman yang penuh nutrisi yang baik akan perkembangan gizi, istirahat, dan cukup mendapatkan kasih sayang, bayi juga membutuhkan imunisasi yang……terhadap penyakit yang melemahkan seperti penyakit Alzheimer, beberapa jenis kanker serta stroke. Kurang asupan asam folat dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, seperti ulserasi dalam peradangan, tukak lambung dan diare kronis….…Sufor di berikan secara tepat, mulai dari takaran tidak terlalu encer atau pekat, jumlah sesuai kebutuhan sehingga anak tidak kegemukan atau kekurangan gizi, hingga teknis kombinasinya dengan makanan lain jangan…Piramida makanan merupakan perencanaan pola makan dengan gizi seimbang yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Prinsip penyajian makanan berdasarkan piramida makanan memenuhi beberapa prinsip, yaitu gizi seimbang sesuai dengan umur, aktifitas,……Lahir Mati Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil….…dari pengikatan dan pengantaran oksigen melalui hemoglobin di dalam sel-sel darah merah, untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mh/hari terutama… Hambaan prumbuhan aau sunng aau ngks aalah kaaan brhnnya prumbuhan paa anak. Pnybab uama pnyak ngks aalah kkurangan gz paa waku yang cukup lama. Pmbrhnan prumbuhan mlpu prumbuhan ubuh an oak. Pnyak ngks mnybabkan anak mmlk ngg baan yang lbh pnk banngkan anak-anak lan yang susa ngannya. Pnyak ngks juga mnybabkan krlambaan prkmbangan cara rja akba kurangnya asupan gz paa anak. Kkurangan gz n awal sjak anak mash alam kanungan hngga brusa 2 ahun. Kkurangan pron mnja pnybab palng umum rjanya ngks. Infks akba buruknya kbrshan lngkungan juga apa mnja pnybab ngks. Fakor-fakor yang ak brkaan ngan kshaan juga apa mnja pnybab ngks. Masalah konom, polk, sosal, an buaya mrupakan fakor pnybab ngks yang ak brkaan langsung ngan kshaan ubuh. Kurangnya pmbrayaan prmpuan an pnurunan kualas lngkungan juga mnja pnybab rja sjak anak mash alam kanungan. Dampaknya baru apa rlha kka anak brusa 2 ahun. Sorang anak apa kaakan mngalam ngks apabla ngg baannya kurang ar ngg baan anak normal susanya. Sanar pngukuran ngg baan yang gunakan aalah sanar yang bua olh Organsas Kshaan Duna. Tngks mngganggu prkmbangan oak an mabolsm ubuh. Tngks juga mnybabkan krlambaan prumbuhan fsk. Trlambanya prkmbangan oak mnybabkan anak mmlk kcrasan bawah raa-raa anak susanya. Tngks juga mnurunkan kmampuan ssm kkbalan ubuh. In mmbua anak yang rkna ngks muah mngalam sak. Dampak yang lbh parah aalah anak akan brsko mngalam pnyak abs, srok, an an pmrnah brpran pnng alam mncgah rjanya ngks. Tngks rja paa 1000 har prama khupan anak aau 2 ahun slah klahran. Paa masa n, anak harus brkan nurs yang mncukup. Ibu haml an bu mnyusu harus mnrapkan pola hup sha. Makanan yang brkan kpaa anak harus mmnuh sanar gz yang prlukan. Anak harus br nurs ar sayur-sayuran, buah-buahan, pron an karbohra. Pors sayur, buah, an pron harus lbh banyak banngkan ngan pmbran makanan paa bay an bala juga mmpngaruh ngks. Para rmaja, ruama rmaja prmpuan, harus brkan pngahuan mngna kshaan rprouks an gz. In karnakan rmaja mrupakan bakal kluarga yang brpran pnng alam mngurus anak. Para calon bu haml juga pru brkan sosalsas mngna kbuuhan gz yang buuhkan baynya slama khamlan. Pmbran pngahuan mngna prsalnan faslas kshaan yang aman juga prlukan. Slah mlahrkan, para bu harus br sosalsas mngna cara mmula nsas mnyusu n hngga cara mmbrkan Ar Susu Ibu yang hup skar anak juga prlu prhakan. Anak prlu hnarkan ar rsko pnyak nfks akba lngkungan yang koor. Kbasaan hup brsh juga prlu lakukan. Anak an bu harus rbasa mncuc angan mnggunakan sabun an ar yang mngalr. Prlaku buang ar bsar smbarangan harus hlangkan. Pncgahan nfks juga lakukan ngan mmbawa anak k mpa munsas. Tmpa yang aang aalah faslas yang sakan olh pmrnah. Imunsas n brujuan unuk mnngkakan ssm kkbalan ubuh anak an mncgah rjanya kaaan fsk anak juga mrupakan nakan pncgahan ngks. Orang ua haru mngck ubuh anak kka mnaang faslas kshaan yang sakan olh pmrnah. Paa saa anak brusa 6-9 bulan, lakukan pngckan lngkar lngan aas. Pngckan n apa mnnukan kons gz anak. Prkmbangan anak juga prlu prksa. Tana-ana prkmbangan anak yang bak aalahbala harus suah apa mmbalkkan baan paa usa 3 bulan,bala suah apa ngkurap paa usa 4 bulan,bala suah apa uuk paa usa 8 bulan,bala suah apa brr paa usa 9 bulan,bala suah apa brjalan paa usa 1 ahun,bala suah apa mngucapkan bbrapa kaa usa 2 harus prksakan k okr apabla rja krlambaan paa ahap-ahap prkmbangan anak ngan panangan yang mnyaakan bahwa ngks akbakan karna kkurangan gz, sbuah su yang lakukan Bal an Tmor Bara an rbkan Amrcan Journal of Human Bology paa ahun 2021 mnympulkan bahwaTngks srng ama ak hanya paa orang mskn, ap juga paa sraa sosal yang makmur an brgz bak slama ahun rakhr. Hanya alam sjarah baru-baru n, an hanya alam bbrapa masyaraka morn yang mokras, ngg baan lah mnngka mlampau raa-raa knggan hsors yang brahan lama. Dlha ar prspkf volus, an mmprmbangkan plassas aapf an fk masyaraka paa prumbuhan, prumbuhan kompf, an pnysuaan prumbuhan srags, ngks ampaknya aalah kons alam ngg manusa. Apa saja asupan an kbuuhan gz bag rmaja? Aapun 5 jns makan yang prlu konsums rmaja yau Karbohra yang mrupakan sumbr naga, pron yang mrupakan za pmbangun, sayur sumbr za pngaur, buah sumbr za pngaur an gula garam sra lmak yang mrupakan za ambahan an konsumsnya baas prharnya," ura Yuna. Sbukan jns gz apa yang buuhkan anak alam jumlah banyak? 9 Za Gz yang Harus Dasup Anak agar Tumbuh Kmbangnya Opmal. Jakara - Agar umbuh kmbangnya opmal, anak mmbuuhkan asupan gz yang bragam. Mula ar pron, karbohra, hngga brbaga vamn. ... . Pron. ... . Karbohra. ... . Lmak. ... . Kalsum. ... . Za Bs. ... . Fola. ... . Sra.. Bagamana kbuuhan gz smbang bag anak rmaja? Dalam shar, kbuuhan gz anak usa skolah an rmaja harus apakan ssua anjuran. Rmaja pur mmbuuhkan skar sampa ngan kalor pr harnya, smnara u rmaja pura mmbuuhkan skar sampa ngan kalor pr har. Brapakah kbuuhan kalor pr har rmaja usa 16 18 ahun? Usa 16 – 18 ahun 2125 Kkal. Usa 19 – 29 ahun 2250 Kkal. Usa 30 – 49 ahun 2150 Kkal. Usa 50 – 64 ahun 1900 Kkal.

asupan gizi paling besar yang diperlukan seorang pelajar adalah